Mari Beri'tikaf
Tak terasa bulan Ramadhan akan
segera tiba di hadapan kita. Bulan Ramadhan
di mana kaum muslimin seharusnya lebih meningkatkan ibadah dan
amal shalih. Bulan ramadhan yang terhitung akan terlaksana selama 30 hari,
dalam 30 hari itu jangan dilupakan amalan yang patut kita lakukan sebagai kaum
muslimin, yaitu itikaf selama 10 malam terakhir pada bulan ramadhan, untuk
mendapatkan pahala di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, berupa terbebasnya
mereka dari api neraka. Apalagi di 10 malam terakhir ada malam Laylatul Qadar,
malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Di 10 hari terakhir Ramadhan,
kaum Muslimin biasanya menyiapkan diri untuk beri’tikaf seperti yang
dicontohkan Rasulullah Saw. "Abdullah
bin Umar r.a. berkata: Rasulullah saw biasa beri’tikaf pada malam-malam sepuluh
hari terakhir bulan Ramadhan," (Bukhari, Muslim). Beri’tikaf
pada sepuluh malam terakhit di bulan ramadhan bertujuan agar mendapatkan malam
lailatul qodar, dan untuk menghindari segala kesibukan dunia, sehingga mudah
beribadah kepada Allah SWT, banyak berdoa dan berdzikir. Keistimewaan
beri’tikaf memilikitata caranya, yaitu:
a.
I’tikaf harus dilakukan di dalam
masjid, boleh dilakukan di masjid mana saja.
b.
Perempuan juga boleh melakukan
i’tikaf. Namun dalam beri’tikaf seorang perempuan harus memenuhi dua syarat (1)
diizinkan oleh suami dan (2) dalam beri’tikaf tidak menimbulkan fitnah atau
masalah bagi si perempuan dan laki-laki.
c.
Hal yang dapat membatalkan i’tikaf
adalah, keluar masjid tanpa alasan syar’i atau tanpa ada kebutuhan mubah yang
mendesak (seperti mencari makan, mandi junub, kegiatan yang hanya bisa
dilakukan di luar masjid. Kedua yang membatalkan adalah Jima’ (bersetubuh).
d.
Hal yang diperbolehkan ketika
beri’tikaf adalah keluar masjid karena untuk memenuhi kebutuhan makan, minum,
dan hajat lain yang tida bisa dilakukan di dalam masjid. Melakukan hal-hal
mubah seperti berbicara dengan orang lain. Istri mengunjungi suami yang
beri’tikaf, kemudiaan berdua-duaan. Mandi dan berwudhu di masjid dan membawa
kasur untuk tidur di masjid.
e.
Hendaknya ketika beri’tikaf,
menyibukkan diri dengan melakukan ketaatan seperti berdoa, dzikir, bershalawat
pada Nabi, membaca Al quran, dan mengkaji hadist. Dimakhruhkan menyibukkan diri
dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
[BPU KMIP]
Komentar