Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

DI ANTARA JILBAB DAN AKHLAK

DI ANTARA JILBAB DAN AKHLAK Kak Rizki Ageng Mardikawati             Kalo kata Ust Salim A. Fillah, “Zaman dulu itu gampang cari istri, karena yang pake jilbab cuma sedikit, gampang milihnya. Tp kalo zaman skrg susah, karna semua sudah berjilbab, sulit cari yg sama baik antara jilbab dan akhlaknya. Maka itulah tantangan muslimah saat ini”             Dizaman Rasulullah umatnya itu sami'na wa atho'na = kami dengar kami taat. Maka saat turun ayat untuk menutup aurat, semua wanita langsung menutup kepalanya dengan benda apapun yg ada disekitar. Gak kayak wanita zaman skrg, yg kalo dikasih tau berjilbab itu wajib tp masih mikir jilbabin hati atau jilbabin fisik dulu yaaa? Jawabannya udah pasti jilbabin fisik, nanti hati lama kelamaan akan mengikuti. Berjilbab itu gak berat kok, karena yakin saja saat Allah memberikan syariat, tidak akan ada diantaranya yang akan menyakiti atau merugikan hambanya.             Dalam ilmu psikologi ada teori yang mengatakan bahwa laki-l

“Hidupmu…. Mau Dibawa Kemana?”

“Hidupmu…. Mau Dibawa Kemana?” Ustadz Ransi Al Indragini             Ketika manusia hidup pasti akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat oleh Allah SWT. Waktumu di dunia kamu habiskan untuk apa? Terdapat 3 orang yang pertama kali dihisab namun amalnya tidak diterima (QS. Al-ghasiyah :3-4). ·          Waktumu di dunia kamu habiskan untuk berbuat apa? Hamba pertama seorang pejuang menjawab, “Aku berjuang di jalanmu ya Allah, kemudia Allah SWT menjawab “Engkau berbohong, engkau berjuang hanya agar disebut pahlawan” ·          Waktumu di dunia kamu habiskan untuk apa? Hamba kedua menjawab seorang ulama, “dahulu aku belajar Al-qur’an dan memerdukan suaraku hanya untuk-Mu”, kemudian Allah SWT menjawab “engkau berbohong, kamu mengajarkan hanya agar diebut alim, dan mengaji hanya ingin dosebut sebagai qori” ·          Waktu di dunia kamu habiskan untuk apa? Kemduian hamba ketiga, seorang dermawan mengatakan, “dahulu aku berinfaq di jalanmu”, kemudian Allah SWT menjawa

Membelajarkan Hati untuk Peka dalam Kebaikan

Gambar
Membelajarkan Hati untuk Peka dalam Kebaikan Ustadzah Nina Ratnasari             Belajar peka dari sesuatu yang kita anggap kecil, melakukan amalan-amalan yang kita anggap kecil tetapi dilakukan secara continue . Belajar peka berarti berhubungan dengan hati. Hati yang bersih akan lebih mudah untuk peka. Ada beberapa cara untuk membersihkan hati : ·          Banyak-banyak beristighfar Dengan beristighfar maka hati akan tenang, dimudahkan dalam mencapai keinginan serta menghapuskan dosa. ·          Bersedekah Sedekah paling sederhana adalah senyuman. Apabila kita senyum dengan orang lain, akan tetapi orang hanya diam saja bahkan cemberut tapi kita ikhlas maka itu akan dihituung dengan bersedekah. Jadi manusia yang murah senyum, ceria maka akan memberikan positif   vibes untuk lingkungan di sekitar kita. ·          Menikmati kepahitan Yang dimaksud dengan menikmati kepahitan ialah menikmati setiap ujian, musibah dari Allah SWT. Orang yang mendapat musibah tetapi