IKHLAS dalam Realisasi AMAL
Amal adalah implementasi dari keimanan, maka tak jarang
amal dijadikan tolak ukur tinggi dan rendah iman seseorang. Realisasi amal
dalam kehidupan perlu adanya landasan guna menjadikannya diridhoi Allah.
Ikhlas, menjadi tolak ukur amal itu sendiri. Ikhlas yaitu melakukan segala hal
semata-mata hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT. Ikhlas guna memurnikan
amal dari segala bentuk kesenangan dunia.
Ikhlas
bukanlah hal remeh-temeh yang dengan mudah dilakukan. Perlu perjuangan sungguh-sungguh
dalam proses belajar ikhlas ini. Berproses menjadi ikhlas tak cukup dengan satu
atau dua kali amal, perlu berkali-kali dalam memurnikannya. Mintalah kepada
Allah SWT dan hanya Allah lah sebaik-baik penolong.
“dan perumpamaan orang yang
menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa
mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh
hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan
lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan” [Al-Baqarah:
265]
Begitulah
perumpaan hamba Allah yang ikhlas dalam menjalankan setiap amal-amalnya. Ikhlas
itu datangnya dari hati yang bersih dan jiwa yang lembut. Dalam sebuah hadits, Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menilai bentuk fisik dan
hartamu, akan tetapi Allah SWT hanya menilai hati nurani dan perbuatanmu.” [HR.
Muslim]
Ikhlas
membebaskan hati dari belenggu pengharapan yang berlebihan kepada manusia.
Tidak lagi menanti kesaksian manusia ataupun pujian dari mereka. Sebaliknya
bagi hati yang tidak ikhlas dalam beramal maka akan menemukan banyak kekecewaan
dan keraguan. Wahai saudaraku, imbalan manusia tidak apa-apanya daripada
imbalan dari Allah. Carilah muka hanya di hadapan Allah, lakukan semuanya hanya
karena Allah SWT semata.
Semoga
kita mampu menjadi hamba Allah yang senantiasa memurnikan hati kita..
-AMK KMIP-
Komentar