Ilmu sebelum Beramal


Ilmu Sebelum Beramal
Ustadz Reza Syamaatirah

            Kaidah yang harus diikuti oleh seseorang yang ingin beramal yaitu berilmu dulu baru beramal. Adapun urutan yang harus dilakukan adalah adab – ilmu – amal. Kalau pengen berilmu, mau imu yang berkah atau tidak ? Berkah itu apa ? Berkah diartikan sebagai Ziyadatul Khair atau bertambahnya kebaikan. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang bias membawa dirinya untuk lebih baik lagi, bahkan bukan hanya untuk dirinya namun juga lingkungan sekitar.

            Dalam kitab Ta’limul Muta’alim, pintu adab yang pertama dalam menuntut ilmu adalah kelurusan niat. Kita ini menuntut ilmu, apapun ilmunya niatnya apa? Untuk menyenangkan orang tua ? Modal nikah ? atau untuk apa. Niat utama menuntut ilmu harusnya LILLAH semata-mata karena Allah SWT.. Lillah harus punya hujjah. Kalau kita shalat Dhuha untuk memperlancar rezeki, itu instruksi Allah. Mengerjakan karena ada hujjah itu yang dinamakan Lillah.

            Begitupun ketika bersedekah, itu Lillah atau karena ingin dilipatgandankan ? Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk memberikan sebagian rezeki yang dimiliki. Nah itu fadhilah atau keutamaan dalam berzakat, perkara Allah melipatgandakan atau tidak itu sudah urusan Allah. Kita sebagai seorang hamba hanya menjalankan apa yang Allah perintahkan, tidak perlu memikirkan jumlah akhirnya atau menghitungnya. Perlu dipahami dan diingat bahwa Allah tidak akan mengingkari janjinya. Kalau kita sudah jalankan apa yang Allah perintahkan maka kita dapat pahala, kalau kita tinggalkan dapat dosa. Pun dalam menuntut ilmu sebagai perintah Allah jika kita lakukan mendapat pahala. Jadi mulailah meluruskan niat agar benar-benar menjalankan perintah Allah, maka kita akan menjadi orang yang powerfull dan mendapat keberkahan dari apa yang kita lakukan.

            Pintu kedua adalah Hujjah atau Motivasi. Motivasi paling kuat dalam diri seorang muslim untuk beramal adalah mendapat kabar gembira dari Allah atau siksa dari Allah. Berbicara surga adalah berbicara kenikmatan, apapu yang kita minta akan diberikan itu REWARD. Kemudian Allah gambarkan neraka, itu SIKSA, siksa yang Allah gambarkan dalam Al-Qur’an.

Sabda Rasulullah Muhammad SAW “ Orang yang cerdas itu orang yang senantiasa mengevaluasi diirnya dan beramal untuk dirinya setelah kematian”. Karena kematian sifatnya pasti dan perjalanannya sangat panjang, maka orang cerdas harus menyiapkan modalnya.

Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ( QS Al – Hasyr :18)
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligad, wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta'malụn
Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

            Adapun pintu amal lainnya adalah ikhlas, ikhlas itu kalau kita beribadah yaa jangan berharap surganya Allah, jangan berharap nerakanya Allah. Ikhlas itu cukup memahami, kita sadar bahwa amal ini adalah instruksi Allah yang merupakan keterikatan antara Sang Khaliq dengan Makhluk. Maka makhluk mempunyai kewajiban mengikuti Khaliq.

(QS Az- Zariyat : 56) : وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Arab-Latin: Wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn
Terjemah Arti: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
            Seorang hamba tidak boleh melanggar kemauan tuannya. Kalau hamba melaanggar maka tuan marah. Ikhlas itu sadar bahwa aktivitas kita ada instruksi dari Allah. Contoh kita shalat karena Allah perintahkan, perkara surge/neraka itu keputusan Allah.
Dampak meninggalkan adab :
Jika adab tidak dipatuhi maka ilmu tidak barokah, melainkan menjadi ilmu yang merusak. Parameter ilmu itu rusak adalah ilmu yang menjauhkan pemilik ilmu dari Rabbnya yakni Allah SWT. Contoh kongkrit ketika ilmu tidak dibangun dengan adab : terjadinya perdebatan untuk saling menyakiti.
Menuntut ilmu yang wajib :
Menuntut ilmu agama adalah wajib, harus dibangun dari kecil, aqidah harus ditanamkan sejak kecil. Ilmu lain yang harus dipelajari yakni ilmu yang menyelamatkan dunia dan akhrirat. Contoh : ilmu tentang anak kecil. Potensi guru untuk mendapat pahala banyak, maka kita perlu memilah ilmu mana yang ingin dipelajari dan diamalkan yang akan menjadi amal jariyah kita.
            Maka dari itu sebelum beramal kita perlu meluruskan  niat semata-mata hanya karena Allah dan motivasi kita dalam beramal adalah semata-mata mengharap ridho dan surge Allah. Ilmu kehikhlasan juga menjadi kunci ketika beramal. Jangan sampai kira beramal hanya menginginkan pahala dari Allah, tapi memang itu merupakan perintah dan kita sebagai hamba harus taat. Allah sudah menjanjikan balasan bagi kita yang beramal sesuai perintah Allah SWT.

Jazakallah khoir, semoga ilmu yang dibagikan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bisa di amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KMIP: Wadah Berorganisasi dan Menjalin Persaudaraan

Ulang Tahun, Tradisi Jahiliyah

Indahnya Ukhuwah Islamiyah