Kajian Ramadhan Skuy (KRS#2): Ramadhan Bersama Corona, Apa yang Beda ?
Pemateri : Ust. Dwi Budiyanto
Moderator : Mush’ab A. Yahya
Hari/tanggal : Kamis, 30 April 2020
Target ramadhan adalah untuk membentuk diri untuk menjadi pribadi yang bertaqwa. Taqwa dalam hal ini adalah sikap untuk berhati-hati dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus menjadi sosok yang hati-hati dalam meniti hidup, senantiasa memikirkan bahwa hidup kita ini lebih banyak membawa manfaat atau mudharat bagi orang lain. Hal ini merupakan akar yang menjadikan pribadi muslim menjadi pribadi yang tertata di dalam hidupnya. Orang yang bertaqwa senantiasa menimbang-nimbang setiap langkah dalam hidupnya sehingga hal itu menjadikan mereka pribadi yang penuh manfaat dalam kehidupannya.
Pada ramadhan tahun ini, kita dipertemukan oleh Allah Subhanahu Wa ta'ala dengan dua momentum sekaligus. Pertama adalah momentum ramadhan dan yang kedua adalah momentum krisis karena penyebaran pandemic COVID-19, dua momentum yang belum pernah terjadi di masa-masa sebelumnya. Momentum ramadhan mendorong kita untuk mengejar seluruh ibadah dan keutamaan yang ada di bulan Romadhan, sementara momentum krisis pandemic COVID-19 menggiring kita untuk bersikap hati-hati.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mempertemukan dua momentum ini salah satu di antaranya untuk mengajari kita bersikap dan memilih secara berhati-hati dan waspada tidak gegabah. kita diajari untuk menimbang antara manfaat dan mudharat dan dalam kondisi seperti ini kita diajari untuk tidak sekedar membawa dan memperturutkan perasaan emosional tetapi kita diajarkan untuk menerapkan prinsip-prinsip di dalam beragama yang sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini.
Pandemi COVID-19 mengajarkan kita untuk menerapkan fiqih aulawiyat (prioritas) dan fiqih muwazanat. Kita diajari untuk mempertimbangkan dasar-dasar agama dalam menyikapi dua momentum tersebut. Kondisi seperti ini membuat kita belajar secara riil bagaimana menimbang suatu tindakan. Menghindari kerugian lebih didahulukan daripada mengejar keutamaan, misalnya kita rindu sekali untuk hadir di masjid tetapi itu kita hindari karena ternyata ada bahaya yang lebih besar yang mengancam kita.
Selain menjadi pribadi yang bertaqwa, target ramadhan adalah menempa kita untuk menjadi pribadi yang pandai bersyukur. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjelaskan di dalam surat al-baqarah ayat 185. Ramadhan dan masa-masa kritis sebenarnya membangun suatu kesadaran dalam diri setiap muslim bahwa nikmat Allah itu teramat luas. Ketika beban hidup lebih terasa menghimpit, kesukaran lebih kuat dirasakan dan segala kesempitan seakan-akan benar-benar menyiksa, saat itulah ramadhan menempa kita untuk peka terhadap seluruh nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Semua ujian, musibah dan kondisi apapun yang diberikan oleh Allah Subhanahu Ta'Ala kepada seorang muslim itu semestinya dia tidak pernah akan memperlemah tapi sebaliknya dia akan memperkuat seorang muslim.
Target Ramadhan lainnya adalah Ramadan membantu kita menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa terarah dan terbimbing. Hidup yang terarah dan terbimbing adalah setiap tindakan, ucapan, pikiran dan setiap keputusan dalam hidup kita dibimbing oleh Allah. Jalau Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Allah akan sibukkan dia dengan memberikan taufik kepada hamba itu untuk beramal saleh sebelum kematiannya.
Agar kita menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa terbimbing dan disibukkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala di dalam kebaikan, maka yang harus kita lakukan yang pertama adalah segera memenuhi perintah Allah. Kalau ada peluang-peluang kebaikan yang diberikan oleh Allah kepada kita, maka jangan ditunda. Kedua adalah perkuat iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, semua urusan harus disampaikan pada Allah bukan kalkulasi-kalkulasi manusiawi. Ditengah pandemi COVID-19 ini kita merasakan bahwa satu-satunya sandaran yang terkuat hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Jadi, sebenarnya antara ramadhan tahun ini dan tahun lalu, keutamaannya tetap saja sama. Allah akan memberikan ampunan kepada kita dalam semua situasi dan keadaan, termasuk juga dalam masa-masa sekarang ini tapi syaratnya harus terpenuhi yakni imanan wahtisaban.
Target ramadhan adalah untuk membentuk diri untuk menjadi pribadi yang bertaqwa. Taqwa dalam hal ini adalah sikap untuk berhati-hati dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita harus menjadi sosok yang hati-hati dalam meniti hidup, senantiasa memikirkan bahwa hidup kita ini lebih banyak membawa manfaat atau mudharat bagi orang lain. Hal ini merupakan akar yang menjadikan pribadi muslim menjadi pribadi yang tertata di dalam hidupnya. Orang yang bertaqwa senantiasa menimbang-nimbang setiap langkah dalam hidupnya sehingga hal itu menjadikan mereka pribadi yang penuh manfaat dalam kehidupannya.
Pada ramadhan tahun ini, kita dipertemukan oleh Allah Subhanahu Wa ta'ala dengan dua momentum sekaligus. Pertama adalah momentum ramadhan dan yang kedua adalah momentum krisis karena penyebaran pandemic COVID-19, dua momentum yang belum pernah terjadi di masa-masa sebelumnya. Momentum ramadhan mendorong kita untuk mengejar seluruh ibadah dan keutamaan yang ada di bulan Romadhan, sementara momentum krisis pandemic COVID-19 menggiring kita untuk bersikap hati-hati.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mempertemukan dua momentum ini salah satu di antaranya untuk mengajari kita bersikap dan memilih secara berhati-hati dan waspada tidak gegabah. kita diajari untuk menimbang antara manfaat dan mudharat dan dalam kondisi seperti ini kita diajari untuk tidak sekedar membawa dan memperturutkan perasaan emosional tetapi kita diajarkan untuk menerapkan prinsip-prinsip di dalam beragama yang sesuai dengan kondisi dan situasi saat ini.
Pandemi COVID-19 mengajarkan kita untuk menerapkan fiqih aulawiyat (prioritas) dan fiqih muwazanat. Kita diajari untuk mempertimbangkan dasar-dasar agama dalam menyikapi dua momentum tersebut. Kondisi seperti ini membuat kita belajar secara riil bagaimana menimbang suatu tindakan. Menghindari kerugian lebih didahulukan daripada mengejar keutamaan, misalnya kita rindu sekali untuk hadir di masjid tetapi itu kita hindari karena ternyata ada bahaya yang lebih besar yang mengancam kita.
Selain menjadi pribadi yang bertaqwa, target ramadhan adalah menempa kita untuk menjadi pribadi yang pandai bersyukur. Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjelaskan di dalam surat al-baqarah ayat 185. Ramadhan dan masa-masa kritis sebenarnya membangun suatu kesadaran dalam diri setiap muslim bahwa nikmat Allah itu teramat luas. Ketika beban hidup lebih terasa menghimpit, kesukaran lebih kuat dirasakan dan segala kesempitan seakan-akan benar-benar menyiksa, saat itulah ramadhan menempa kita untuk peka terhadap seluruh nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Semua ujian, musibah dan kondisi apapun yang diberikan oleh Allah Subhanahu Ta'Ala kepada seorang muslim itu semestinya dia tidak pernah akan memperlemah tapi sebaliknya dia akan memperkuat seorang muslim.
Target Ramadhan lainnya adalah Ramadan membantu kita menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa terarah dan terbimbing. Hidup yang terarah dan terbimbing adalah setiap tindakan, ucapan, pikiran dan setiap keputusan dalam hidup kita dibimbing oleh Allah. Jalau Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka Allah akan sibukkan dia dengan memberikan taufik kepada hamba itu untuk beramal saleh sebelum kematiannya.
Agar kita menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa terbimbing dan disibukkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala di dalam kebaikan, maka yang harus kita lakukan yang pertama adalah segera memenuhi perintah Allah. Kalau ada peluang-peluang kebaikan yang diberikan oleh Allah kepada kita, maka jangan ditunda. Kedua adalah perkuat iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, semua urusan harus disampaikan pada Allah bukan kalkulasi-kalkulasi manusiawi. Ditengah pandemi COVID-19 ini kita merasakan bahwa satu-satunya sandaran yang terkuat hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Jadi, sebenarnya antara ramadhan tahun ini dan tahun lalu, keutamaannya tetap saja sama. Allah akan memberikan ampunan kepada kita dalam semua situasi dan keadaan, termasuk juga dalam masa-masa sekarang ini tapi syaratnya harus terpenuhi yakni imanan wahtisaban.
Komentar