Kajian Ramadhan Skuy (KRS#3): Menjadi Hamba yang Pandai Bersyukur


Ustadz Ginanjar Ghairu Mamnun
Senin, 4 Mei 2020
Via Grup WA
Bersyukur menjadi salah satu cara menjaga kewarasan kita di tengah pandemi seperti ini. QS. Al Baqarah (2) :172, “Hai orang-orang yang beriman makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar kepadaNya kamu menyembah.”. Do’a bangun tidur sebagai salah satu bentuk syukur telah dibangunkan dari kematian yang sementara. Tiga kriteria syukur dalam buku Tazkiyatun Nafs dari Sayyid Hawa:

a. Memiliki pengetahuan, memahami hakikat kenikmatan, jenis nikmat yang Allah berikan kepada kita. Nikmat sehat, sempat, lapang, kenyang, dan sebagainya. Memiliki pengetahuan tentang siapa pemberi nikmat, Allah yang memberi nikmat bukan makhluk.Allah SWT adalah dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu sedangkan makhluk tidak bisa memberikan keburukan ataupun manfaat kepada makhluk lain kecuali Allah menghendaki. Nikmat bisa melalui makhluk maupun secara langsung. Melalui makhluk misalnya ketika buka puasa tidak memiliki makanan kemudian berdoa agar diberi makan dan minum maka itulah nikmat dari Allah yang diberikan melalui perantara makhluk. Nikmat yang langsung diberikan adalah nikmat usia, nikmat sehat. Memiliki pengetahuan dengan memahami siapa yang diberi nikmat, yakni manusia. Terdapat sebab-sebab yang menjadikan seseorang mendapatkan kenikmatan-kenikmatan dan mengapa pantas mendaptkan kenikmatan

b. Perasaan bahagia yang disertai dengan bentuk penghambaan. Kadangkala ada yang tidak merasa butuh dengan kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan sehingga tidak muncul perasaan bahagia yang disertai dengan bentuk penghambaan padahal sebenarnya kita butuh dengan nikmat tersebut.

c. Implementasi syukur, mengakui secara batin, mengucapkan secara lisan disertai kalimat-kalimat baik, menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah SWT. Kalau ada yang mengucap hamdalah namun digunakan untuk maksiat kepada Allah maka Allah bisa mencabut nikmat tersebut atau bahkan jika nikmat tersebut dalam bentuk lahir masih ada namun berkahnya hilang, inilah yang dimaksud dengan istidraj.

Bentuk rasa syukur :
  1. Mengucapkan kalimat thayyibah.
  2. Meninggalkan perbuatan buruk meskipun kecenderungan manusia ada dua, yakni baik dan buruk.
  3. Kita harus berikhtiar dalam mengusahakan agar kecenderungan tersebut ke arah baik.
  4. Selalu berbuat baik kepada sesama, karena bisa jadi ada sebagian dari milik kita, nikmat yang diberikan kepada kita (harta) merupakan hak orang lain juga.


Sifat yang dibenci iblis adalah syukur. Pilihan kita menghadapi nikmat Allah adalah syukur dan kufur. Hanya dua hal itu, jika bersyukur dekat dengan Allah jika kufur jauh dari Allah SWT. Keutamaan dar syukur:
  1. Sifat yang dimilki orang-orang beriman.
  2. Menjadi sebab datangnya ridho Allah SWT.
  3. Menjadi sebab selamatnya seseorang dari azab Allah SWT. QS Ali Imran (3) :147
  4. Menjadi sebab Allah menambah nikmat-Nya kepada kita. QS Ibrahim(14):7
  5. Mendapatkan balasan di dunia dan di akhirat. QS. Ali Imran (3): 145

Tips agar kita menjadi orang-orang yang pandai bersyukur:
  1. Berterimakasih kepada sesama maupun makhluk-makhluk di sekitar kita, agar kita bis a berterimakasih kepada Dzat yang menciptakan makhluk-makhluk Allah itu.
  2. Merenungi nikmat-nikmat yang telah Allah berikan. QS. An Nahl(16): 78, Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberikan kamu pendengaran dan hati agar kamu besyukur.
  3. Bersyukur kita bisa dilahirkan ke dunia untuk melakukan amal terbaik yang akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Dalam ayat lain Allah mengatakan bahwa orang-orang yang tidak bisa menggunakan penglihatan, pendengaran, dan hati maka kita tidak ada bedanya dengan binatang ternak. Na’udzubillahi min dzalik.
  4. Memiliki sifat qana’ah, dalam hadits disebutkan bahwa sungguh beruntung orang yang diberikan petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup dan dia merasa cukup atas nikmat rizki tersebut.
  5. Memperbanyak dzikir kepada Allah SWT.
  6. Senantiasa berdoa kepada Allah SWT. Rasulullah SAW pernah mewasiatkan kepada Mu’adz bin Jabal, agar berdoa di akhir shalat “Allaahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika”.


Umar bin Abdul Aziz, syukur adalah pengikat nikmat.
Hal –hal yang dapat dengan mudah menggoda manusia:  
  1. Handphone, scroll dapat membuat kita mengumbar pandangan bukan menundukkan pandangan selayaknya yang telah diperintahkan kepada kita.
  2. Kasur, tempat tidur, tidur memang kebutuhan kita namun bisa menjadi sia-sia atau tidak berguna jika waktu kita hanya digunakan untuk tidur. Kualitas puasa yang tingkatannya khas (khusus) tidak bisa kita dapatkan.


Hal-hal yang dapat kita ambil dari pandemi ini:
  1. Menjadi ujian keimanan bagi seorang muslim. Dalam firmanNya Allah mengatakan bahwa kebaikan atau keburukan adalah ujian / cobaan bagi kita atas keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah SWT.
  2. Menjadi sarana pertaubatan dan pembersihan diri kita. Bisa jadi musibah ini dikarenakan dosa-dosa kita yang telah lalu. “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka tidak lain diakibatkan oleh perbuatan tangan kamu sendiri” QS. Asy Syuro(26) :30.
  3. Kondisi ini selayaknya bisa membangun kepekaan sosial kita. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW, tidaklah sempurna iman di antaramu sampai ia mencintai saudaranya sebagaiman ia mencintai dirinya sendiri. Jangan sampai pandemi menurunkan produktifitas dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.
  4. Membangun dan mengasah daya kreatifitas kita. QS. Ali Imran (3):190, sesungguhnya penciptaan langit dan bumi silih bergantinya siang dan malam terdapat tada-tanda bagi orang-orang yang berakal. Sadar bahwa kita makhluk yang lemah dan hanya kepadaNya kita bergantung dan memohon.


Pemuda harus fokus dengan solusi bukan masalah.
Tingkatan puasa:
  1. Puasanya orang awam, hanya lapar dan dahaga.
  2. Puasa khash, puasanya demi mengharapkan  
  3. Puasa para ambiya’ , tingkatan paling tinggi.

Memperbanyak membaca Alqur’an, memperbanyak sedekah, membantu sesama.kalau bisa membantu dengan perbuatan maka lakukan, jika tidak bisa maka dengan dana/maal yang kita punya dengan berdonasi, jika tidak bisa maka dengan berdoa. Kemudian, membuat agenda karena dengan seperti itu maka bisa tertib dalam urusannya dan menjaga waktu agar selalu berguna. 




Jadikan kondisi Ramadhan tahun ini yang berbeda dengan cara yang berbeda dan kebih baik. Perkara hidup ada tiga hal yakni kemarin yang hanya jadi sejarah, besok yang masih menjadi misteri, dan hari ini yang bisa kita maksimalkan untuk amal-amal terbaik dari kita untuk bekal kematian kita. Hari harus lebih baik dari kemarin.-Ust. Ginanjar Ghairu Mamnun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KMIP: Wadah Berorganisasi dan Menjalin Persaudaraan

Ulang Tahun, Tradisi Jahiliyah

LOMBA DESAIN POSTER DAKWAH